Selamat datang di Tinta Kertas

Menggosipi Gusti Allah dan Kanjeng Nabi

Jumat, 16 Desember 20111komentar

Di awal cerita keluarnya SK kenabian Muhammad tentang disuruhnya dia (Muhammad) “membaca” merupakan cerita yang cukup romantis.  Ada yang berpendapat ketidak mampuan beliau membaca karena  buta huruf, ada juga yang memiliki pendapat kalau sifat manusia (makhluk) itu buta. Tidak memiliki kemampuan apapun, termasuk kemampuan membaca.
Selanjutnya diajarkanlah kepadanya cara untuk membaca, “iqra”. Disinilah dimulai kisah romantisnya. Melalui utusan-Nya (Jibril) menyampaikan surat pertamanya kepada Kanjeng Nabi, yang sebelumnya belum bisa kita panggil Kanjeng Nabi. Sudah sangat lama tentunya Muhammad menantikan surat dari yang dinantinya, dicarinya, dan begitu dicintainya. Muhammad belum pernah mengalami hal seperti ini, namun rasa kangen yang mendalam serta fitrahnya sebagai makhluk sampai pada hari yang dinantikannya.
Diajarkan kepada Muhammad untuk membaca, yakni kemampuan dari Gusti Allah melalui Jibril dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sampai gemetaran tubuh Muhammad menerima cinta dari Allah. Begitu besar cinta Allah kepada Muhammad melampaui apapun dari yang pernah ada dan yang ada.
Selanjutnya, setelah proses dan perjalanan cerita di “Goa Hirah” resmilah beliau yang tubuhnya lebih murni dari emas dan lebih benderang dari cahaya menjadi “Nabi”. Beliau telah menjadi Kanjeng Rosul yang melingkupi dan menaungi kita kepada Keindahan di atas kesempurnaan.
Bagi saya yang hanya manusia biasa memiliki kemampuan berfikir  teramat sederhana dan banyak ketidaksempurnaannya, menjadi wajar untuk bertanya. Mengapa Kanjeng Rosul bukannya diajarkan arsitektur, untuk membangun gedung yang megah agar terheran-heran orang-orang yang melihatnya. Atau kenapa bukan menari, bernyanyi, mengukir atau cara membuat tanah arab yang gersang berkelimpahan air pada pelajaran pertamanya menjadi Nabi?
Baiklah... baiklah... kita gunakan saja pertanyaan yang lebih sederhana dan mudah diterima akal. Kenapa bukan menulis dan berbicara dengan indah yang diajarkan pada kuliah pertamanya? Itukan bisa berguna untuk meyakinkan orang yang akan menerima dan menyaksikan kenabiannya.
Ternyata Gusti Allah memang romantis. Dituntunnya Kanjeng Nabi dengan sangat sempurna. Semua dari awal yang sempurna. Tiada yang dapat menyangkal pelajaran paling sempurna pertama pada kelas kenabiannya adalah membaca, “Iqra”.
Sekarang kita sudah tau dan pasti mendambakan hal romantis dari gusti Allah. Kanjeng Nabi pun telah mengajarkannya kepada kita. Membaca. Karena dari membacalah semua hal bisa dilakukan dengan sempurna.
Dalam dunia tulis menulis, yang juga kita lihat “Kalam Allah” (Alquran) adalah puncak keindahan dan kesempurnaan Sastra, membaca merupakan pondasi yang tidak dapat ditawar lagi. Saya sangat menyetujui dalam bidang ataupun dimensi manapun, membaca menjadi syarat mutlak untuk memulai dan membuat lebih baik. Pastiya kita sudah paham dengan makna membaca yang bukan hanya mencari buku dan memunguti huruf-huruf di dalammya dan dirangkai di kepala melalui mata.
Saya juga masih setuju kalau membaca dan menulis sebagai puncak kecerdasaan dan peradaban manusia. Demikianlah ajaran yang dititipkan oleh Kanjeng Rosul. Menulis tidaklah mesti dengan cara yang rumit dan njlimet agar kelihatan keren dan ganteng. Dari menulis seseorang ingin menyampaikan sebuah gagasan yang membawa pada pengalaman baru serta terapi kecerdasan. Untuk apalah menulis dengan rumit dan njlimet kalau kitanya malah semakin bingung untuk mengerti.
Yang terpenting hanya seberapa jauh penulis mampu jujur dan memahami yang ditulisnya. Juga seberapa dapat pembaca menyerap maksud tulisan. Membaca dan menulis merupakan proses kreatif yang selalu berhubungan. Dalam membaca dan menulis juga melatih kesadaran manusia untuk kreatif melatih kecerdasan juga membuang sifat yang pasif.
Di Jepang, seorang ibu rumah tangga mampu menuliskan dan menjadikan buku panduan memasak pengetahuan dan penglamannya di dapur selama memasak beberapa resep makanan. Kejadian ini adalah hal yang sangat sederhana. Masih banyak contoh-contoh lain.
Sekedar menjadi ingatan bagi kita, terhitung sejarah dimulai adalah saat ditemukannya tulisan. Di saat manusia mampu membaca. Lalu sejak tadi juga kita sudahh membicarakan kalau membaca adalah kelas pertama dalam kuliah Kanjeng Nabi dari Gusti Allah.
Kesimpulan saya membaca merupakan perintah wajib dari Gusti Allah kepada insan yang merindukan cinta yang teramat romantis dari Allah. Insan yang dibekali dengan kesempurnaan.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

Anonim
18 Desember 2011 pukul 00.03

mantaf...

http://kangyudho.blogspot.com/

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Tinta Kertas - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger