TEMU RAMAH
Tahun ajaran baru sudah datang. Pastinya membawa semangat baru dan musim yang baru. Kali ini musim-musimnya penyambutan mahasiswa baru.
Seperti biasanya, HMI FISIP USU juga akan mengadakan Temu Ramah untuk menyambut kedatangan mahasisiwa baru. Semua anak-anak HMI FISIP USU sibuk mempersiapkannya.
Ocot, yang terpilih empat bulan lalu sebagai ketua panitia Temu Ramah hilir mudik menemui pengurus dan senior-senior. Gak kalah juga panitia-panitia yang lain juga sibuk melakukan penggalangan dana dan rencana-rencana dengan segala tetek bengeknya. Pada awal-awal pembicaraan, panitia memang hampir pernah berselisih pendapat tentang tempat yang akan dijadikan tujuan Temu Ramah. Ada yang lebih suka ke Parapat, Danau toba. Alasanya, nanti kan pesertanya banyak yang berasal dari luar Sumut, jadi mungkin, kalu ke Parapat, Danau Toba lebih menarik bagi mahasiswa baru.
Tapi sebagian ada yang bilang juga berastagi juga kan gak kalah menariknya dengan parapat. Tempatnya juga lebih dekat, jadi lebih hemat biaya transportnya. Senior juga lebih banyak yang bisa datang kalo tempatnya di berastagi. Debat-punya debat, diskusi punya diskusi… Waduh seperinya memang salah satu keahlian anak-anak HMI FISIP USU, menentukan tempat saja harus benar-benar serius. Takut nanti dipersalahkan waktu LPJ. Akhirnya Parapat menjadi pemenangnya.
Semua tepuk tangan dan gembira dalam hati. Sebenarnya yang gak milih parapat jadi tempat Temu Ramah juga senang juga sih… tapi pura-pura aja dengan ekspresi yang biasa. Biasalah paling senior-senior yang memilih tempatnya ke Berastagi. Senior-senior yang jd tukang beck-up panitia punya alasan yang kuat memilih Berastagi, dan bersikukuh. Alasanya, entahlah, ada kebiasaan yang gak tertulis tapi bisa dirasakan dengan sangat terasa. Katanya kalau ke Parapat keberhasilan panitia lebih baik. Lebih sukses. Entalah, entah dari mana itu datang. Ternyata diam-diam senior itu ingin menguji keseriusan panitia sepertinya. Jadi diam-diam juga senior senangnya. Kalau pengurus dan Ketua Umum setuju-setuju sajalah, selama itu mendukung. Mendukung apa ya? Ya artikan sajalah sendiri! Cerita-punya cerita, gak terasa tinggal dua minggu lagi Temu Ramah mau ke Parapat.
Mulailah, panitia ditanggung jawabi oleh seksi konsumsi. Yang pasti itu penaggung jawabya cewek, mungkin memang cowok gak beres ngurusi urusan konsumsi mungkin. Dibantu oleh bendahara panitia yang cewek juga, tapi bendahara ini agak gendut. Ada kebiasaan yang gak disengaja mungkin kenapa setiap bendahara yang dipilih baik perempuan atau laki-laki pasti memiliki postur tubuh yang sedikit gendut. Gak selalu sih… ya uda kita lanjuti aja ceritanya ya… Kordinator seksi konsumsi dan bendahara panitia meminta sumbangan dari senior, pengurus, atau panitia sendiri barang-barang yang dibutuhkan pada temu ramah sesuai yang bias diberikan. Ada yang nyumbang beras, minyak tanah, minyak goring. Semua diterima, abu gosok, cabe, pete, sabun colek, telor ayam, ikan asin, penyedap rasa, garam, dan banyak lagi lah.
Ada juga yang dengan baik hati menyumbangkan mulutnya nanti waktu Temu Ramah. Jawaban mereka enteng, semuakan harus ada pembagian tugas, makanan kalo gak ada mulut yang memakannya kan sayang kalo tidak dimanfaatkan.
Benar juga sih… Semua itu keluar dari mulut si kokot yang memang pinter muter-muterin logika. Gak terasa lagi tinggal seminggu hari yang tersisa. Peserta sudah lebih dari seratus orang yang terdaftar, namun setengahnya saja yang baru membayar uang kontribusi.
Hitung punya hitung segala kebutuhan keuangan menyewa mess, transport, konsumsi dan akomodasi lain masih banyak kurang. Waduh… pusing kepala panitia, tapi pengurus gak pusing-pusing kali. Kalau senior dan alumni apalagi… apalagi apa lah? Terserah lah artikan sendiri! Berani gak? Mau meminta dan memaksa peserta untuk melunasi uang kontribusi gak mungkin, karena ada kebiasaan yang tertanam di anak-anak HMI FISIP USU kalau semua yang dilakukan bukan untuk mencari keuntungan.
Biar saja mereka (mahasiswa baru) ikut dulu, kontribusi gak jadi yang utama. Waduh pusing ni… Kali ini ada rapat tentang acara dan persiapan temu ramah. Ada panitia, pengurus dan senior. Debat punya debat, diskusi punya diskusi ketahuan kalau draf acara masih tidak beres dan berantakan. Belum lagi masalah uang yang selesai, draf acara juga amburadul. Pasti saja ada pihak yang mencak-mencak.
SC, Stering Comitte. Pastinya semua menjadi permasalahan serius ni. Rapat menjadi tegang dan mencekam. Tapi diam-diam beberapa senior yang usil ngobrol pelandiam-diam dibelakang, memanjangkan kata mencekam menjadi mencari cewek kampong. Balik lagi ke rapat yang mencekam itu, ketua SC, kang Mumuh sedikit marah dan mendesak bertanya pada pengurus. “Mau kemana Temu Ramah ini dibawa?”
Makin mencekam suasana rapat. Semua diam. Tiba-tiba seorang panitia yang masih lugu berbicara. Namanya heru, dipanggil Ruru. “Loh… kang bukannya Temu Ramah mau dibawa ke Parapat? Kakang belum denger ya? Begitu semua mendengar ucapan Ruru menjawab pertanyaan Kang Mumuh, ditenga ke-mencekaman suasana, semua yang berada disitu jadi tertawa. Kang Mumuh pun jadi serba salah dan mau tak mau harus tertawa juga. Akhirnya tiba pada hari H pemberangkatan. Riuh benar suasana kampus hari itu. Penuh meriah oleh kesibukan dan jubelan mahasiswa yang mau ikut. Bagi Toto, yang baru ikut MOP, lumayan juga pikirnya menghemat uang makan.
Ikut Temu Ramah sekalian bisa jalan-jalan. Semua sibuk bergaya, ada yang mempersiapkan jaket terbaik dan tertebal. Menyipakan gaya terbaik, membawa ban bekas yang akan dibakar untuk api unggun. Yang tidak ketinggalan Si Kokot tentunya mempersiapkan wadah-wadah untuk makanan yang siap untuk dimakan bersama genk-gengnya.
Tapi walau begitu memang Kokotlah yang paling rajin bersama gengnya membantu memasak didapur. Ada tiga bus antar kota yang disewa mereka untuk pergi ke Parapat. Bus itu melaju perlahan dan semakin kencang meninggalkan kampus dan meninggalkan kota medan menuju Parapat, danau Toba.
Posting Komentar